Spondilosis Servikal: Gejala, Pengobatan, dan Penanganan Rasa Sakit

Banyak dari kita yang duduk di depan laptop atau komputer selama berjam-jam saat bekerja yang memberikan tekanan pada cakram intervertebral sehingga berujung pada nyeri leher kronis, seperti spondilosis servikal.

Spondilosis servikal ditandai dengan degenerasi cakram dan ruas tulang leher (tulang belakang). Ini sering menjadi penyebab nyeri leher kronis.


Apa saja gejala spondilosis servikal?

Spondilosis servikal sering disertai berbagai macam gejala, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Beberapa gejala tersebut adalah:

  • Nyeri leher dan bahu
  • Rasa kaku pada leher
  • Sensasi gemeretak ketika menggerakkan leher Anda
  • Kesulitan menjaga keseimbangan
  • Kelemahan pada kaki dan lengan
  • Sakit kepala yang biasanya berawal dari leher bagian belakang

Apa saja penyebab spondilosis servikal?

Spondilosis servikal disebabkan penuaan dan keausan kronis tulang leher. Cakram intervertebral semakin pendek dan mulai menggelembung seiring usia. Cakram tersebut juga dapat melemah dan menjadi kering, sehingga menyebabkan berkurangnya tinggi cakram. Selain itu, mungkin terdapat tonjolan atau pertumbuhan jaringan yang tidak wajar di tulang belakang.

Perubahan-perubahan tersebut dapat memberi tekanan pada akar-akar saraf. Sumsum tulang belakang juga bisa turut terdampak pada kasus-kasus yang lebih parah. Hal ini dapat memengaruhi kaki, lengan, dan keseimbangan.


Apa saja faktor risiko spondilosis servikal?

Faktor-faktor risikonya adalah:

  • Kelebihan berat badan
  • Gaya hidup sedenter
  • Pekerjaan yang mengharuskan angkat beban dengan gerakan memutar dan menekuk
  • Riwayat cedera leher
  • Riwayat operasi tulang punggung
  • Cakram bergeser atau pecah
  • Artritis yang parah

Bagaimana cara mendiagnosis spondilosis servikal?

Dokter Anda akan terlebih dahulu menanyakan kondisi kesehatan umum dan gejala Anda sebelum melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Diagnosis dibuat berdasarkan gejala yang Anda laporkan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

  1. Uji pencitraan: Sinar-X, pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI), dan pemindaian tomografi terkomputasi (CT).
  2. Elektromiografi (EMG): Untuk mengukur rangsangan listrik pada otot saat berkontraksi dan beristirahat.
  3. Studi konduksi saraf: Untuk menentukan tingkat fungsi saraf tulang belakang.

Bagaimana cara mengobati spondilosis servikal?

Opsi pengobatan bergantung pada jangkauan dan keparahan kondisi.

  1. Obat-obatan: Untuk meredakan nyeri dan peradangan.
    • Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), seperti ibuprofen dan aspirin
    • Kortikosteroid oral
    • Relaksan otot untuk mengobati kejang yang menimbulkan nyeri
  2. Penyangga leher lembut: Untuk membatasi gerakan leher dan mengistirahatkan otot leher.
  3. Penyuntikan steroid: Untuk meredakan nyeri dengan cepat. Namun, efeknya hanya sementara dan akan pudar dalam beberapa minggu.
  4. Fisioterapi: Lama program-program terapi fisik bervariasi, rata-rata 6 hingga 8 minggu. Sesi dijadwalkan dua hingga tiga kali tiap minggu.
  5. Operasi: Umumnya tidak disarankan kecuali terdapat radikulopati servikal akibat saraf yang terjepit oleh cakram bergeser atau kompresi dari tulang belakang.

Bagaimana cara menangani spondilosis servikal saat sedang bekerja?

Studi menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang bekerja dalam posisi duduk dalam waktu yang lama rentan terkena spondilosis servikal. Masalah sebenarnya terletak pada postur duduk yang tidak nyaman.

Terdapat beberapa cara untuk menangani situasi ini.

  1. Pertahankan postur duduk yang benar

    Mempertahankan postur duduk yang baik menjamin posisi tulang punggung yang tegak agar berat tubuh terdistribusikan dengan rata. Hal ini akan membantu mengurangi tekanan pada tulang punggung, yang kemudian akan mengurangi nyeri.

  2. Tempat kerja yang nyaman

    Mereka yang bekerja di depan komputer berjam-jam lebih rentan terkena spondilosis servikal dalam beberapa tahun ke depan. Pastikan layar komputer berada sejajar dengan pandangan dan berinvestasilah pada kursi ergonomis dengan topangan tulang belakang yang baik.

  3. Jadwalkan istirahat

    Cara terbaik mencegah spondilosis servikal adalah beristirahat di tengah rutinitas harian Anda.

  4. Lakukan olahraga dengan gerakan yang membantu meringankan nyeri akibat spondilosis servikal

    Gerakan ini dapat berupa memutar leher dan bahu perlahan, peregangan, dan gerakan-gerakan lain. Sekali lagi, pastikan Anda berkonsultasi dengan terapis untuk menentukan olahraga yang tepat.

  5. Gunakan kompres hangat atau dingin

    Salah satu cara paling cepat untuk meredakan kaku pada leher adalah dengan menggunakan kompres hangat menggunakan botil air panas yang dibalut handuk, atau bantal hangat, selama 20 menit, 2-3 kali per hari. Anda juga dapat menggunakan kompres dingin yang dibalut handuk untuk terapi dingin.

Kemudian, jika Anda menderita spondilosis servikal, posisi tidur yang benar sangat penting. Hindari tidur tengkurap. Kemudian, gunakan kasur yang keras dan pastikan kepala Anda sama tingginya dengan bagian tubuh Anda yang lain.


Apa saja hal-hal yang harus dihindari jika menderita spondilosis servikal?

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Aktivitas berikut sebaiknya dihindari untuk mencegah nyeri spondilosis servikal semakin parah:

  • Mengangkat beban berat di atas kepala.
  • Latihan dan rutinitas olahraga yang berat.
  • Menggunakan banyak bantal di bawah leher saat Anda tidur.
  • Postur yang salah ketika tidur atau duduk.
  • Menyetir berjam-jam tanpa beristirahat.

Buat janji temu di Pantai Hospitals

Deteksi dini spondilosis servikal memudahkan penanganan penyakit dengan pengobatan yang tepat dan efektif. Tim dokter spesialis ortopedi yang ahli dan berdedikasi di Pantai Hospital siap memberikan konsultasi untuk menyediakan perawatan dan dukungan yang terbaik.

Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kehawatiran atau pertanyaan mengenai spondilosis servikal. Kami menjamin perawatan terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik Anda.

Pantai Hospital telah mendapatkan akreditasi dari Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Loading...
Thank you for your patience