
Ensdoskopi adalah prosedur medis utama yang digunakan untuk memeriksa organ dalam dan struktur tubuh. Dengan menggunakan selang fleksibel yang dilengkapi lampu dan kamera, dokter dapat melihat bagian dalam tubuh tanpa harus membuat sayatan atau insisi yang besar (Boese et al., 2022). Alat diagnostik non-invasif ini telah merevolusi bagaimana tenaga medis profesional memeriksa berbagai kondisi kesehatan. Di Pantai Hospitals, penyedia layanan kesehatan terbaik di Malaysia, prosedur endoskopi dilakukan dengan menggunakan teknologi termutakhir, sehingga memberikan diagnosis dini yang akurat mengenai berbagai kondisi pasien, terutama yang terkait dengan sistem pencernaan. Dokter spesialis gastroenterologi di Pantai Hospitals mengandalkan endoskopi untuk mengidentifikasi dan menangani penyakit seperti asam lambung naik, ulkus, bahkan kanker.
Gastroskopi, atau dikenal juga dengan endoskopi pencernaan bagian atas, adalah salah satu jenis prosedur endoskopi paling umum. Prosedur ini dilangsungkan untuk memeriksa saluran pencernaan bagian atas, meliputi esofagus atau kerongkongan, lambung, dan bagian atas usus halus (usus duodenum atau usus dua belas jari).
Saat menjalani gastroskopi, selang tipis dan fleksibel, yang disebut endoskop, secara perlahan dimasukkan lewat mulut menuju lambung. Selang tersebut memiliki kamera di ujungnya, sehingga memungkinkan dokter spesialis gastroenterologi melihat dengan jelas lapisan saluran pencernaan.
Gastroskopi umumnya dilakukan untuk memeriksa gejala seperti gangguan pencernaan yang tak kunjung sembuh, mual, atau nyeri. Prosedur ini juga dapat membantu mendiagnosis ulkus, gastritis, asam lambung naik, dan pada beberapa kasus tertentu, kanker lambung.
Prosedur ini minimal invasif, dan umumnya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit. Tidak seperti bedah konvensional, gastroskopi memiliki waktu pemulihan lebih singkat, yang berarti pasien dapat kembali melakukan rutinitas harian mereka lebih cepat.
Kolonoskopi adalah prosedur endoskopi utama lainnya yang digunakan untuk memeriksa usus besar (kolon) dan rektum. Kolonoskopi dianggap sebagai standar tertinggi dalam mendeteksi masalah kolorektal, termasuk gejala awal kanker.
Selang fleksibel, sama seperti yang digunakan pada gastroskopi, dimasukkan ke rektum untuk memeriksa keseluruhan kolon. Kolonoskop dilengkapi dengan kamera untuk memberikan gambaran jelas lapisan dinding kolon.
Kolonoskopi umumnya digunakan untuk mendeteksi kanker kolorektal, mengidektifikasi polip, dan mendiagnosis kondisi seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif. Umumnya individu berusia 50 tahun ke atas, atau mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, disarankan untuk menjalani kolonoskopi ini.
Kolonoskopi dapat mendeteksi benjolan abnormal atau kanker sebelum gejala muncul, yang dapat secara signifikan meningkatkan keberhasilan pengobatan (Stauffer & Pfeifer, 2021). Dengan mengangkat polip lewat prosedur ini, dokter dapat mencegah kanker berkembang.
USG Endoskopi menggabungkan endoskopi dengan teknologi ultrasonografi (USG) untuk menghasilkan gambaran detail saluran pencernaan dan organ sekelilingnya. Metode ini digunakan untuk memeriksa lapisan jaringan yang tidak bisa terjangkau oleh endoskopi standar, sehingga sangat berguna untuk mendiagnosis kondisi saluran pencernaan yang kompleks.
Endoskop dengan probe USG dimasukkan ke tubuh, sehingga memungkinkan dokter melihat gambar sistem pencernaan dan struktur organ di sekitarnya, seperti pankreas, hati, dan empedu, dalam resolusi tinggi.
USG Endoskopi sangat berguna, terutama untuk mendiagnosis kanker pankreas, penyakit hati, dan gangguan empedu. Prosedur ini juga digunakan untuk memeriksa kelenjar getah bening (nodus limfa) dan mendeteksi benjolan abnormal di sistem pencernaan.
USG Endoskopi memiliki tingkat presisi lebih baik dalam mendiagnosis penyakit yang sulit terdeteksi melalui teknik pencitraan lain. Prosedur ini memungkinkan dokter mengambil sampel jaringan (biopsi) jika dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut.
Persiapan diri untuk menjalani endoskopi dapat berbeda-beda, tergantung jenis prosedur yang Anda jalani. Namun, terdapat beberapa panduan umum yang dapat diterapkan pada sebagian besar prosedur endoskopi.
Pasien umumnya diminta untuk berpuasa, setidaknya 6-8 jam, untuk memastikan lambung atau kolon kosong, agar pencitraan lebih optimal. Dokter Anda juga akan memberi tahu obat-obatan yang Anda harus berhenti konsumsi sebelum menjalani prosedur tersebut.
Prosedur endoskopi umumnya dilakukan dengan bius lokal atau sedasi untuk memastikan bahwa pasien tetap merasa nyaman. Dokter spesialis gastroenterologi akan memasukkan endoskop ke tubuh melalui mulut atau rektum, tergantung jenis prosedur, dan secara berhati-hati memeriksa area yang bermasalah.
Kebanyakan pasien pulih dengan cepat setelah endoskopi, meski pasien dapat merasa sedikit kembung, bergas, atau sakit tenggorokan, tergantung pada jenis prosedur. Penting untuk mengikuti instruksi perawatan pascaprosedur yang disarankan dokter Anda. Pada beberapa kasus tertentu, terutama ketika ada efek sedasi, Anda mungkin diharuskan tetap tinggal untuk menjalani observasi.
Keduanya adalah jenis endoskopi, namun masing-masing memeriksa bagian dari saluran pencernaan yang berbeda. Gastroskopi memeriksa saluran pencernaan bagian atas (kerongkongan, lambung, usus dua belas jari), sedangkan kolonoskopi berfokus pada kolon dan rektum.
Endoskopi umumnya merupakan prosedur yang aman, dengan risiko yang minim. Terdapat potensi risiko seperti infeksi, pendarahan, atau perforasi saluran pencernaan, namun komplikasi ini lebih jarang. Prosedur dilangsungkan oleh dokter spesialis berpengalaman untuk meminimalkan risikonya.
Pada sebagian besar kasus, Anda akan diharuskan berpuasa makan atau minum selama 6-8 jam sebelum endoskopi. Ini akan memastikan saluran pencernaan bersih, sehingga menciptakan kondisi optimal untuk prosedur.
Waktu pemulihan bergantung pada jenis endoskopi, namun sebagian besar pasien dapat kembali beraktivitas normal dalam 24 jam. Rasa tidak nyaman atau kembung umumnya akan reda dengan sendirinya beberapa saat setelah prosedur.
Ya, endoskopi adalah alat yang sangat efektif untuk mendeteksi gejala awal kanker, terutama di sistem pencernaan. Jika prosedur mendeteksi area yang bermasalah, dokter dapat mengambil biopsi untuk dianalisis lebih lanjut.
Prosedur endoskopi lainnya meliputi:
6.1. Bronkoskopi - Visualisasi dan pemeriksaan tumor paru-paru dan penyakit paru-paru lainnya, serta mengambil biopsi berdasarkan pencitraan yang ada, atau menangani penyempitan atau pendarahan.
6.2. Endoskopi Usus Halus - Visualisasi usus halus menggunakan selang khusus dengan balon yang dapat digembungkan, atau spiral bermotor digunakan untuk menarik dan melipat usus ke arah enteroskop.
6.3. Torakoskopi - Visualisasi rongga pleura atau paru-paru melalui insisi atau sayatan kecil di dinding dada.
6.4. Lainnya termasuk endoskopi neurologi, endoskopi urologi, artroskopi, endoskopi ginekologi, endoskopi Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT), sistem endoskopi robotik, dan mediastinoskopi.
Endoskopi adalah prosedur utama dan non-invasif yang memungkinkan dokter spesialis gastroenterologi di Pantai Hospitals mendapatkan gambaran mendetail mengenai kesehatan pencernaan pasien. Baik itu dilakukan untuk skrining berkala, atau menangani gejala tertentu, endoskopi berperan penting dalam deteksi dini dan penanganan berbagai kondisi pencernaan. Jika Anda mengalami rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan, atau jika Anda harus menjalani skrining, jangan tunda—konsultasi dengan dokter spesialis sekarang. Buat janji temu untuk konsultasi vaksinasi, atau skrining kesehatan, via situs web kami, atau unduh aplikasi MyHealth360 dari Google Play Store atau Apple App Store.
Pantai Hospitals telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.
Boese, A., Wex, C., Croner, R., Liehr, U. B., Wendler, J. J., Weigt, J., Walles, T., Vorwerk, U., Lohmann, C. H., Friebe, M., & Illanes, A. (2022). Endoscopic Imaging Technology Today. Diagnostics, 12(5), 1262. https://doi.org/10.3390/diagnostics12051262
Stauffer, C. M., & Pfeifer, C. (2021). Colonoscopy. PubMed; StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559274/
World Health Organization (WHO), 2023. Endoscopy: A Key Tool in Digestive Health Diagnostics. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer