Cerebral palsy (CP) adalah istilah untuk sekelompok gangguan yang mempengaruhi koordinasi dan gerakan, dan bersifat seumur hidup. Gangguan seumur hidup ini disebabkan oleh kelainan otak yang berkembang sebelum, selama, atau segera setelah kelahiran.
Data Center for Disease Control (CDC) menunjukkan bahwa prevalensi rata-rata cerebral palsy adalah 3,3 anak per 1000 kelahiran hidup.
Istilah 'cerebral' merujuk pada otak, sedangkan 'palsy' berarti kelemahan atau ketidakmampuan menggunakan ototnya.
Cerebral palsy adalah penyebab paling umum disabilitas pada anak, namun tidak serta-merta akan menyebabkan disabilitas yang serius. Anak dengan cerebral palsy yang parah mungkin tidak dapat berjalan dan akan membutuhkan perawatan seumur hidup, sedangkan anak lain dengan cerebral palsy ringan mungkin tidak memerlukan pendampingan khusus. Kondisi ini tidak bersifat progresif, dan tidak akan memburuk seiring waktu. Meskipun demikian, seiring bertambahnya usia anak, gejala-gejala tertentu dapat menjadi lebih atau kurang terlihat.
Apa saja jenis cerebral palsy?
Jenis cerebral palsy tergantung pada tingkat keparahan, lokasi, dan tipe kelainannya. Terdapat 4 jenis cerebral palsy, termasuk:
Cerebral palsy spastik adalah jenis cerebral palsy yang paling umum. Orang dengan cerebral palsy spastik mengalami peningkatan tonus otot (hipertonia). Otot-otot mereka dapat menjadi kaku dan tegang, sehingga mengakibatkan berkurangnya rentang gerakan.
Subtipe jenis spastik:
- Diplegia: Kaki lebih terpengaruh daripada lengan. Individu dengan diplegia spastik dapat mengalami kesulitan berjalan akibat otot pinggul dan kaki yang tegang, yang membuat kaki rapat, menekuk ke dalam, dan bersilangan di bagian lutut (atau dikenal dengan scissoring).
- Hemiplegia: Menyerang satu sisi tubuh Lengan sering kali lebih terpengaruh daripada kaki.
- Quadriplegia: Jenis cerebral palsy spastik serius yang memengaruhi wajah, tungkai, dan batang tubuh. Individu dengan quadriplegia spastik lebih mungkin memiliki disabilitas intelektual yang serius, gangguan bicara dan penglihatan, epilepsi, kesulitan makan, atau penyakit paru-paru.
Cerebral palsy diskinetik atau athetoid ditandai dengan gerakan otot yang tidak disadari pada tangan, lengan, kaki, atau tungkai kaki, yang mungkin tampak menggeliat dan lambat, atau cepat dan tersentak-sentak.
Kondisi ini terkadang mempengaruhi wajah dan lidah, dan individu tersebut sulit menghisap, menelan, dan berbicara. Tonus otot individu dengan cerebral palsy diskinetik dapat berubah-ubah, tidak hanya dari hari ke hari, namun dapat berubah dalam satu hari.
Ataksia adalah jenis cerebral palsy yang jarang ditemukan, dan individu dapat mengalami masalah keseimbangan dan koordinasi. Individu dapat membutuhkan bantuan dalam bergerak cepat, atau aktivitas yang membutuhkan kendali lebih pada otot, seperti menulis. Mereka dapat mengalami kesulitan mengendalikan tangan dan lengan mereka ketika meraih suatu benda.
Kondisi ini adalah ketika individu menunjukkan gejala lebih dari satu jenis cerebral palsy.
Apa saja tanda dan gejala cerebral palsy?
Gejala-gejala cerebral palsy biasanya tidak terlihat jelas sesaat setelah bayi lahir. Gejalanya akan terlihat jelas dalam 2 atau 3 tahun pertama.
Bayi dengan cerebral palsy biasanya mengalami keterlambatan perkembangan, yaitu ketika mereka mencapai tahapan tumbuh kembang, seperti belajar berguling, merangkak, duduk, atau berjalan lebih lambat daripada teman sebayanya. Beberapa bayi mengalami penurunan atau peningkatan tonus otot, yang dapat membuat mereka tampak lemas atau kaku.
Selain itu, anak dengan cerebral palsy dapat memiliki postur tubuh yang tidak lazim, atau cenderung lebih mengandalkan satu sisi tubuh ketika menggapai, merangkak, atau bergerak. Penting untuk diketahui bahwa anak tanpa cerebral palsy juga dapat menunjukkan beberapa gejala tersebut.
Berikut adalah beberapa tanda cerebral palsy pada anak:
- Otot yang kaku atau lemas
- Refleks yang berlebihan
- Kurangnya koordinasi (keseimbangan yang buruk, koordinasi mata-tangan yang buruk)
- Kaki atau lengan yang lemah
- Tremor
- Gerakan yang acak dan tidak terkontrol
- Kejang otot
Gejala lainnya meliputi:
- Kesulitan berjalan atau berjalan dengan berjinjit
- Kesulitan makan dan menelan
- Keterlambatan bicara
- Step atau kejang
- Skoliosis (lekukan tulang belakang yang tidak normal)
- Pinggul yang mudah mengalami dislokasi
- Inkontinensia urin
- Sembelit
- Sulit tertidur
- Disabilitas intelektual
- Gangguan penglihatan, seperti penglihatan rabun atau gerakan mata yang tidak terkontrol
- Gastro Oesophageal Reflux Diseases (GERD) / Penyakit Asam Lambung
- Gangguan pendengaran
Apa penyebab cerebral palsy?
Cerebral palsy disebabkan kelainan otak atau kerusakan pada bagian otak yang mengontrol gerakan, dan hal ini dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah kelahiran.
Sebelum kelahiran:
- Periventricular leukomalacia (PVL) adalah kondisi yang ditandai dengan kerusakan pada materi putih otak, kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya suplai darah atau oksigen ke otak
- Infeksi yang didapat dari ibu, misalnya, cytomegalovirus, cacar air, rubella, atau toksoplasmosis
- Strok terjadi ketika terdapat pendarahan di otak bayi, atau ketika suplai darah ke otak tersumbat
- Cedera kepala pada bayi yang belum lahir
Selama atau setelah kelahiran:
- Asfiksia selama proses persalinan yang sulit, yang menyebabkan otak kekurangan oksigen sementara
- Infeksi otak seperti meningitis
- Cedera kepala berat
- Tersedak atau hampir tenggelam, yang mengakibatkan otak kekurangan oksigen
- Strok
- Gula darah yang sangat rendah
Apa saja faktor risiko cerebral palsy?
Faktor berikut dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cerebral palsy:
- Lahir prematur (sebelum usia kehamilan 37 minggu) – bayi yang lahir pada usia kehamilan 32 minggu atau lebih awal sangat rentan terhadap kondisi ini
- Berat badan lahir rendah
- Kembar dua atau tiga
- Teknologi reproduksi berbantuan (TRB)
- Infeksi selama kehamilan
- Penyakit kuning dan kernikterus - Penyakit kuning (jaundice) ditandai dengan kulit bayi baru lahir berubah warna menjadi kuning. Penyakit kuning disebabkan penumpukan bilirubin pada darah bayi. Ketika bayi memiliki bilirubin dalam kadar berlebih, kulit dan bagian putih mata akan tampak kuning. Perubahan warna menjadi kuning ini dikenal sebagai penyakit kuning. Jika penyakit kuning yang parah ini tidak ditangani dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan kernikterus. Penyakit ini juga dapat menyebabkan cerebral palsy dan kondisi lainnya.
- Ibu hamil yang merokok, serta mengonsumsi alkohol berlebih dan narkoba seperti kokain.
- Kondisi medis ibu hamil, seperti penyakit tiroid, kejang, atau disabilitas intelektual.
- Komplikasi kelahiran, seperti ruptur uteri dan gawat janin
Jika bayi Anda memiliki risiko terkena cerebral palsy yang lebih tinggi, dokter Anda dapat menyarankan merekomendasikan pemeriksaan rutin selama dua tahun pertama untuk mendeteksi gejalanya.
Bagaimana cara mendiagnosis cerebral palsy?
Diagnosis cerebral palsy sejak dini penting untuk memberikan intervensi sejak dini bagi anak Anda. Dokter Anda mungkin akan meminta beberapa tes untuk mendeteksi cerebral palsy atau kemungkinan penyebab lain dari gejalanya.
Dokter dapat memeriksa hal-hal berikut:
- Riwayat medis dan tahapan tumbuh kembang anak Anda
- Gejala-gejala cerebral palsy
- Gerakan, koordinasi, dan kemampuan belajar anak Anda.
Tes:
- Pemindaian ultrasonografi kranial
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) – menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk menghasilkan gambaran otak yang lebih detail
- Computed Tomography (CT) scan – mengambil beberapa gambar sinar-X untuk mendapatkan gambar otak dan tengkorak yang detail
- Electroencephalogram (EEG) – memonitor aktivitas otak dan mendeteksi tanda-tanda kejang
- Electromyogram (EMG) – memeriksa fungsi otot dan saraf
- Tes darah untuk menyingkirkan kondisi lain
Dokter anak Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis lain untuk memeriksa kondisi terkait, seperti:
- Gangguan penglihatan
- Gangguan pendengaran
- Keterlambatan bicara
- Disabilitas intelektual
- Masalah perilaku makan
Apakah cerebral palsy memburuk seiring bertambahnya usia?
Karena cerebral palsy disebabkan oleh kelainan otak yang terjadi sebelum, selama, atau setelah kelahiran, kondisi ini tidak bersifat progresif. Namun, seiring bertambahnya usia anak, gejala-gejala tertentu bisa menjadi lebih jelas.
- Meningkatnya kekakuan atau atrofi otot; hal ini dapat terjadi karena otot tak lagi mampu mengimbangi pertumbuhan tulang, sehingga menyebabkan kontraktur otot
- Kontraktur tulang karena kurangnya pergerakan
- Otot yang memendek dan kejang dapat menarik struktur tulang, seperti pada tulang belakang, sehingga menyebabkan skoliosis
- Nyeri pada otot yang kejang
Walaupun komplikasi yang disebutkan di atas dapat terjadi, orang tua dan pengasuh harus memahami bahwa terapi dan latihan kekuatan sangat membantu untuk mempertahankan rentang gerak yang ada.
Bagaimana cara mengobati cerebral palsy?
Karena tidak ada obat untuk cerebral palsy, maka tujuan perawatan adalah meningkatkan mobilitas dan kondisi pasien serta mencegah komplikasi lebih lanjut.
Ini dapat meliputi penggunaan:
- Kacamata dan bantuan penglihatan lainnya
- Penyangga tubuh atau tungkai
- Alat bantu jalan dan gerak, seperti walker, kursi roda, dll
- Alat bantu dengar
Berbagai terapi terbukti sangat bermanfaat bagi pasien cerebral palsy. Beberapa di antaranya, ketika dimulai sejak dini, diketahui dapat memberikan hasil yang baik.
Berbagai terapi yang mungkin dibutuhkan oleh anak dengan cerebral palsy antara lain:
- Terapi wicara
- Terapi fisik
- Terapi okupasi
- Neurodevelopmental Therapy (NDT)
- Terapi rekreasi
- Psikoterapi
- Terapi integrasi sensori
- Terapi visual
Obat-obatan membantu menangani kekakuan otot dan kondisi terkait lainnya seperti epilepsi. Relaksan otot seperti baclofen, dan tizanidine, dapat diberikan secara oral, sedangkan Botox (toksin botulinum tipe A) dapat disuntikkan ke dalam otot-otot yang tegang untuk memberikan pertolongan sementara.
Baclofen intratekal adalah teknik lain untuk menempatkan pompa implan di dalam tubuh untuk menyalurkan obat.
Trihexyphenidyl (umumnya digunakan untuk mengobati gejala Parkinson) dikombinasikan dengan obat lain untuk mengontrol gerakan yang tidak disadari.
Berbagai pembedahan dapat dibutuhkan pasien cerebral palsy untuk meningkatkan mobilitasnya. Masalah tersebut meliputi:
- Operasi tulang belakang untuk memperbaiki skoliosis
- Operasi tulang dan sendi untuk memperbaiki kontraktur
- Operasi lain seperti Selective Dorsal Rhizotomy (SDR), yaitu pembedahan saraf di dekat dasar tulang belakang yang menyebabkan kekejangan berlebihan pada sekelompok otot
- Operasi pelepasan miofasial perkutan untuk melepaskan otot-otot yang tegang
Dengan kemajuan di bidang teknologi medis, banyak metode pengobatan terkini yang tengah diuji coba. Salah satunya adalah terapi stem cell, namun potensi untuk menyembuhkan cerebral palsy masih diteliti.
Apa prognosis cerebral palsy?
Tingkat kelangsungan hidup individu yang didiagnosis cerebral palsy tergantung pada berbagai faktor dan kondisi yang menyertainya. Masalah tersebut meliputi:
- Jenis cerebral palsy
- Gangguan kognitif
- Masalah pernapasan
- Apnea tidur
- Skoliosis berat, yang dapat menyebabkan kompresi atau tekanan pada organ tubuh
- Kesulitan menelan dan makan
Penelitian NCBI menunjukkan tingkat kelangsungan hidup hingga usia 30 tahun pada invididu dengan cerebral palsy berada di kisaran 87%.
Kemajuan riset obat-obatan dan metode pengobatan yang baru mengindikasikan masa depan yang lebih positif bagi pada pasien cerebral palsy.
Seiring dunia yang terus berupaya memahami kondisi ini, pasien cerebral palsy dipastikan dapat menerima perawatan dan fasilitas yang lebih baik di masa depan.
Buat janji temu di Pantai Hospitals
Tim dokter spesialis saraf dan anak yang berdedikasi dan ahli di Pantai Hospitals siap memberikan konsultasi untuk menyediakan perawatan dan bantuan terbaik bagi pasien melalui pemeriksaan neurologi, diagnosis, dan pengobatan.
Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan mengenai cerebral palsy.
Pantai Hospitals telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.
Referensi
- Capute and Accardo’s Neurodevelopmental Disabilities in Infancy and Childhood, Third Edition. Edited by Pasquale J. Accardo, MD. 2008, Paul H. Brookes Publishing Co, Baltimore, MD. p17.
- Honeycutt A, Dunlap L, Chen H, Homsi G. Economic costs associated with mental retardation, cerebral palsy, hearing loss, and vision impairment: United States, 2003. MMWR Morb mital Wkly Rep. 2004;53(3): 57-59, Available athttps://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5303a4.htm [Accessed 19 November 2022]
- Data and statistics for Cerebral Palsy, Available at https://www.cdc.gov/ncbddd/cp/data.html#references [Accessed 19 November 2022]
- Cerebral Palsy: Symptoms causes, types and treatment at Healthline, Available at https://www.healthline.com/health/cerebral-palsy#types [Accessed 19 November 2022]
- The life expectancy of persons with cerebral palsy, Available at https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7615144/ [Accessed 19 November 2022]
- Mixed cerebral palsy by Cerebral Palsy Guide, Available at https://www.cerebralpalsyguide.com/cerebral-palsy/types/mixed/#:~:text=Palsy%20Show%20More-,What%20Is%20Mixed%20Cerebral%20Palsy%3F,several%20parts%20of%20the%20brain [Accessed 19 November 2022]
Minta Janji Temu
Pasien Internasional
Find A Doctor


